Bukanlah suatu kemudahan untuk memulai sebuah usaha di jaman modern ini, tidaklah seperti membalikan telapak tangan untuk membuat perubahan. Dibutuhkan suatu ide yang cemerlang dan inovatif yang saat ini belum terpikirkan oleh orang lain. Dengan kata lain originalitas suatu ide menjadi dasar yang harus dimiliki untuk memulai suatu usaha. Hal ini seakan membuat orang harus berpikir berulang kali untuk memulai sebuah usaha dengan segala resiko yang ada di dalamnya. Namun, jika bisa lebih peka dalam memanfaatkan sedikit peluang yang ada di sekitar maka tidaklah dibutuhkan sebuah ide yang brilian dan berskala besar untuk memulai sebuah usaha. Dengan melihat permasalahan yang ada di sekitar dapat digunakan sebagai dasar dalam memulai uasaha. Adanya tingkat permintaan masyarakat yang belum terpenuhi memberikan banyak peluang dalam usaha. Bahkan bisa saja ‘meniru’ bisnis sukses yang telah ada dalam skala yang lebih kecil. Tentunya tingkat kesuksesannya tidak mungkin akan sebesar website e-commerce yang sudah terkenal, namun masih ada keuntungan yang bisa diperoleh dari hal tersebut. Ada pepatah yang mungkin bisa dijadikan dasar memulai usaha bahwa
“mencontek mentah-mentah berarti plagiat, sedang mengambil ide dari beberapa sumber berarti riset”.
Dengan semakin meningkatnya pengguna internet membuat beberapa pelaku bisnis secara offline mulai beralih menggunakan jasa transakasi di dunia maya. Ditambah semakin popularnya teknologi internet dan jejaringan sosial di Indonesia menambah semakin maraknya pengusaha yang berlomba-lomba untuk membuka usaha di bidang ini. Namun perkembangan bisnis online sedikit mengalami masalah dalam perkembangannya dibandingkan dengan negara maju. Lemahnya penetrasi internet di Negara Indonesia dibanding Negara maju lainnya, ditambah dengan sinisnya kepercayaan masyarakat untuk melakukan transaksi online merupakan beberapa faktor yang menghambat perkembangan bisnis online. Sehingga karena kendala tersebut, masih banyak usaha yang enggan bertransaksi secara online.
Perkembangan pasar online tidak hanya terjadi pada sektor barang kebutuhan rumah tangga seperti pakaian atau elektronik saja. Berikut adalah beberapa kategori usaha online diluar kategori tersebut berdasarkan urutan peluangnya:
Real Estate
Maraknya pembelian properti di Negara Indonesia, ditambah dengan harga tanah yang tidak pernah turun membuat usaha di bidang ini mulai merambah ke dunia maya. Namun karena harga satuannya yang tergolong mewah, untuk alasan keamanan transaksi biasanya masih dilakukan secara offline. Walau persaingan dalam usaha ini segudang. Perkembangan pasar real estate di Indonesia merupakan yang terpesat di dunia membuat orang untuk masih terus berlomba-lomba membuka usaha di bidang ini.
Contoh: Lamudi
Aplikasi Mobile
Besarnya penggakses internet melalui perangkat mobile di Negara Indonesia sebesar 86% membuat peluang usaha di bidang aplikasi meledak. Ditambah semakin maraknya vendor ponsel cerdas yang berlomba-lomba menekan harga satuan perangkat ini membuat hampir semua lapisan masyarakat di kalangan menengah kebawah bisa mulai menikmati dampak kemajuan teknologi. Meski demikian, menurut prediksi Gartner kalau lebih dari hampir 95% yang diunduh pada 2 tahun mendatang akan didominasi oleh aplikasi tak berbayar.
Contoh: Jalan Tikus
Komik
Menurut UNESCO, Negara-negara di Asean merupakan Negara dengan minat membaca terendah di dunia. Diantaranya, minat membaca di Indonesia termasuk lebih rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga. Hal ini disebabkan karena masih tingginya harga satuan buku dan majalah dan rendahnya minat masyarakat atas bacaan yang bermutu sebagai sumber pengetahuan. Orang lebih menyukai bacaan ringan sebagai hiburan di selang waktu. Saat ini, buku bacaan dan majalah juga bisa dinikmati, dimana penulis dan pembaca dipertemukan melalui dunia maya.
Contoh: Ngomik
Perkembangan pasar online tidak hanya terjadi pada sektor barang kebutuhan rumah tangga seperti pakaian atau elektronik saja. Berikut adalah beberapa kategori usaha online diluar kategori tersebut berdasarkan urutan peluangnya:
Real Estate
Maraknya pembelian properti di Negara Indonesia, ditambah dengan harga tanah yang tidak pernah turun membuat usaha di bidang ini mulai merambah ke dunia maya. Namun karena harga satuannya yang tergolong mewah, untuk alasan keamanan transaksi biasanya masih dilakukan secara offline. Walau persaingan dalam usaha ini segudang. Perkembangan pasar real estate di Indonesia merupakan yang terpesat di dunia membuat orang untuk masih terus berlomba-lomba membuka usaha di bidang ini.
Contoh: Lamudi
Aplikasi Mobile
Besarnya penggakses internet melalui perangkat mobile di Negara Indonesia sebesar 86% membuat peluang usaha di bidang aplikasi meledak. Ditambah semakin maraknya vendor ponsel cerdas yang berlomba-lomba menekan harga satuan perangkat ini membuat hampir semua lapisan masyarakat di kalangan menengah kebawah bisa mulai menikmati dampak kemajuan teknologi. Meski demikian, menurut prediksi Gartner kalau lebih dari hampir 95% yang diunduh pada 2 tahun mendatang akan didominasi oleh aplikasi tak berbayar.
Contoh: Jalan Tikus
Komik
Menurut UNESCO, Negara-negara di Asean merupakan Negara dengan minat membaca terendah di dunia. Diantaranya, minat membaca di Indonesia termasuk lebih rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga. Hal ini disebabkan karena masih tingginya harga satuan buku dan majalah dan rendahnya minat masyarakat atas bacaan yang bermutu sebagai sumber pengetahuan. Orang lebih menyukai bacaan ringan sebagai hiburan di selang waktu. Saat ini, buku bacaan dan majalah juga bisa dinikmati, dimana penulis dan pembaca dipertemukan melalui dunia maya.
Contoh: Ngomik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar