Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek
yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material
yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah
sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari
objek celestial seperti Matahari dan Bulan.
Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak
tergantung dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen
sistematik seperti yang populer sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya,
pemikir Yunani Archimedes
menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik dan hidrostatik.
Pada awal abad 17, Galileo
membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang
merupakan kunci dari metode sains. Galileo
memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik,
terutama Hukum Inert.
Pada 1687, Isaac
Newton menerbitkan Philosophiæ Naturalis
Principia Mathematica ("prinsip matematika dari filsafat
alam", dikenal sebagai Principia), memberikan penjelasan yang jelas
dan teori fisika yang sukses.
Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika
klasik; dan Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya
dasar gravitasi.
Kedua teori ini cocok dalam eksperimen. Principia juga memuat beberapa
teori dinamika fluida.
Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, William Rowan Hamilton,
dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitasi
memulai bidang astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi
menggunakan teori fisika.
Dari sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika
dikembangkan oleh Robert Boyle, Thomas Young, dan banyak
lainnya. Pada 1733, Daniel
Bernoulli menggunakan argumen statistika dalam mekanika klasik untuk
menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang mekanika statistik.
Pada 1798, Benjamin
Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam
bentuk panasa juga dalam energi mekanika.
Sifat listrik
dan magnetisme
dipelajari oleh Michael Faraday, George Simon Ohm, dan
lainnya. Pada 1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua fenomena
menjadi satu teori elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan
Maxwell. Perkiraan dari teori ini adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
Arah masa depan
Riset fisika mengalami kemajuan konstan dalam banyak bidang, dan masih akan tetap
begitu jauh di masa depan. Dalam fisika benda kondensi, masalah teoritis
tak terpecahkan terbesar adalah penjelasan superkonduktivitas suhu-tinggi.
Banyak usaha dilakukan untuk membuat spintronik dan komputer
kuantum bekerja.
Dalam fisika partikel, potongan pertama dari bukti
eksperimen untuk fisika di luar Model
Standar telah mulai menghasilkan. Yang paling terkenal adalah penunjukan
bahwa neutrino
memiliki massa
bukan-nol. Hasil eksperimen ini nampaknya telah menyelesaikan masalah solar neutrino
yang telah berdiri-lama dalam fisika matahari.
Fisika neutrino besar merupakan area riset eksperimen dan teori yang aktif.
Dalam beberapa tahun ke depan, pemercepat partikel akan mulai meneliti skala
energi dalam jangkauan TeV, yang di mana para eksperimentalis
berharap untuk menemukan bukti untuk Higgs boson dan partikel supersimetri.
Para teori juga mencoba untuk menyatukan mekanika
kuantum dan relativitas umum menjadi satu teori gravitasi kuantum,
sebuah program yang telah berjalan selama setengah abad, dan masih belum
menghasilkan buah. Kandidat atas berikutnya adalah Teori-M, teori superstring, dan gravitasi kuantum loop.
Banyak fenomena astronomikal dan kosmologikal
belum dijelaskan secara memuaskan, termasuk keberadaan sinar kosmik energi ultra-tinggi,
asimetri baryon, pemercepatan alam
semesta dan percepatan putaran
anomali galaksi.
Meskipun banyak kemajuan telah dibuat dalam energi-tinggi, kuantum, dan
fisika astronomikal, banyak fenomena sehari-hari lainnya, menyangkut sistem kompleks, chaos, atau turbulens masih dimengerti
sedikit saja. Masalah rumit yang sepertinya dapat dipecahkan oleh aplikasi
pandai dari dinamika dan mekanika, seperti pembentukan tumpukan pasir,
"node" dalam air "trickling", teori katastrof, atau
pengurutan-sendiri dalam koleksi heterogen yang bergetar masih tak terpecahkan.
Fenomena rumit ini telah menerima perhatian yang semakin banyak sejak
1970-an untuk beberapa alasan, tidak lain dikarenakan kurangnya metode matematika
modern dan komputer
yang dapat menghitung sistem kompleks untuk
dapat dimodelkan dengan cara baru. Hubungan antar disiplin dari fisika
kompleks juga telah meningkat, seperti dalam pelajaran turbulens dalam aerodinamika
atau pengamatan
pola pembentukan
dalam sistem biologi.
Pada 1932, Horrace Lamb meramalkan:
“Saya sudah tua sekarang, dan ketika saya meninggal dan pergi ke surga
ada dua hal yang saya harap dapat diterangkan. Satu adalah elektrodinamika
kuantum, dan satu lagi adalah gerakan turbulens dari fluida. Dan saya lebih
optimis terhadap yang pertama.”
Sumber : http://id.wikipedia.org/ [Diakses 28 Agt 2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar