bumi/bu·mi/ n (1) planet
tempat manusia hidup; dunia; jagat: sampai sekarang orang
berpendapat bahwa manusia hanya terdapat di --; (2) planet
ke-3 dari matahari; (3) permukaan dunia; tanah: kakinya
seolah-olah tidak berpijak di --;--
berputar zaman beredar, pb keadaan zaman selalu berubah; sebesar-besarnya
-- ditampar tak kena, pb perkara yang kelihatannya mudah, tetapi
sebenarnya susah menyelesaikan; -- mana yang tak kena hujan, pb setiap
orang berbuat salah; di mana -- dipijak, di sana langit dijunjung,
pb harus
menyesuaikan diri dengan adat dan keadaan tempat tinggal; jadi
-- langit, pb menjadi orang tempat menggantungkan nasib dan
harapan; terban -- tempat berpijak, pb hilang
tempat menggantungkan harapan;
-- istana tanah
tumpah darah; (kbbi)
Menghitung
jejari Bumi
Erathostenes tinggal di Mesir, diperkirakan hidup pada rentang tahun 276 SM
hingga 194 SM. Pada tahun 225 SM Erathostenes melakukan perhitungan jejari
bumi dengan metode yang sederhana. Awalnya Erathostenes
hendak mengambil air di sumur di kota Syne (sebuah kota di Mesir, sekarang
bernama Aswan). Saat menimba air di sumur, Erathostenes
menyadari bahwa bayangan (siluet) yang muncul di
air tepat sama dengan posisi badannya (tidak terdistorsi), artinya cahaya
matahari tepat tegak lurus terhadap posisinya saat itu. Kenapa posisi matahari
bisa tegak lurus terhadap Erathostenes saat itu…?? Ternyata pada
hari itu bertepatan dengan saat titik balik matahari (sekitar tanggal 20-21
juni), diketahui bahwa di Kota Syene matahari tepat
berada di atas kota tersebut. Tanda lain dibuktikan dengan meletakan tongkat
yang tegak lurus terhadap bumi maka tongkat tersebut tidak memiliki bayangan,
begitu juga dengan benda-benda lain seperti tugu dan bangunan lainnya. Pada tanggal yang sama (sekitar 20-21 juni), Erathostenes mengukur bayangan tongkat
yang berdiri tegak di Aleksandria yang berjarak 800 km
dari syene. Ternyata bayangan tongkat di Aleksandria membentuk sudut 7,2(derajat).
Dari data yang didapat
dari pengukuran di Syene dan Aleksandria,
maka mulailah Erathostenes melakukan
perhitungan jejari Bumi… cara yang dipakai cukup sederhana naumun akurat.. dengan
asumsi jarak matahari sangat jauh dan berukuran jauh lebih besar dibanding Bumi
maka diasumsikan sinar matahari yang datang ke bumi adalah sejajar. Sehingga
sudut yang dibentuk tongkat dengan bayangannya adalah sama dengan sudut pada
pusat bumi yang dibentuk oleh dua titik yaitu kota syene dan Aleksandria. Asumsi
lain yang dipakai Erathostenes dalam
menghitung jejari Bumi adalah dengan menganggap bumi sebagai bola sempurna.
Erathostenes menyimpulkan bahwa jarak dari Alexandria ke Syene adalah
7,2/360 dari total keliling Bumi. Jarak antara kota syene dan Aleksandria diketahui
dari para pedagang/pengelana sekitar 5000 stadia: sekitar 800 km. Erathostenes mendapatkan angka akhir
700 stadia per derajat, yang berarti keliling Bumi adalah 252.000 stadia. Angka
250.000 stadia, atau 25.000 mil sama dengan 40.233 km. Dengan keliling Bumi 40.233
km maka dihitung jejeari Bumi diperoleh sekitar 6400 km (jejari bumi yang diketahui sekarang, yaitu
6375 km).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar