Sistem Konversi Energi : Fuel Cell Hydrogen


Dengan semakin meningkatnya laju perumbuhan penduduk maka kebutuhan energi juga semakin mengalami peningkatan. Namun, peningkatan laju pertumbuhan penduduk ini tidak diimbangi dengan ketersediaan energi sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan dan cadangan energi yang ada. Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Dari total kebutuhan energi dunia tersebut sekitar 80% kebutuhan energi masih bersumber dari bahan bakar fosil, utamanya BBM (Bahan Bakar Minyak). Di sisi lain cadagan energi dunia semakin berkurang. Untuk mengatasi ketergantungan akan BBM, maka diperlukan alternatif energi baru. Indonesia sendiri memiliki potensi energi baru dan terbarukan yang cukup melimpah, diantaranya : batu bara, angin, panas bumi, tenaga surya dan biofuel. Salah satu sistem konversi energi yang dapat dilakukan adalah feul cell berbahan bakar dasar hydrogen. 

Fuel cell adalah suatu alat konversi energi elektrokimia yang dapat mengubah hydrogen dan oksigen menjadi air, yang secara bersamaan menghasilkan energi listrik dan panas dalam prosesnya.


Fuel cell merupakan suatu bentuk teknologi sederhana yang dapat diisi bahan bakar untuk mendapatkan energinya kembali, dalam hal ini yang menjadi bahan bakar adalah oksigen dan hidrogen. Layaknya sebuah baterai, segala jenis fuel cell memiliki elektroda positif (katoda) dan negatif (anoda). Reaksi kimia yang menghasilkan listrik terjadi pada elektroda. Pada reaksi ini terjadi elektrolisis hydrogen yang kemudian melepas electron bebas. Elektron-elektron yang terlepas ini akan dialirkan ke luar system melalui elektroda. Selain elektroda, satu unit fuel cell terdapat elektrolit yang akan membawa muatan-muatan listrik dari satu elektroda ke elektroda lain, serta katalis yang akan mempercepat reaksi di elektroda. Pada satu unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di anoda dan katoda.

·         Reaksi yang terjadi pada anoda adalah :
2 H2 => 4 H+ + 4 e-
·         Sementara reaksi yang terjadi pada katoda adalah :
O2 + 4 H+ + 4e- => 2 H2O
·         Sehingga keseluruhan reaksi pada fuel cell adalah :
2H2 + O2 => 2 H2O

Hasil samping reaksi kimia ini adalah aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta energi panas dari reaksi. Beberapa keuntungan dari sistem konversi energi fuel cell hydrogen adalah : 

  • Transformasi energi yang terjadi cukup singkat, dimana ketika fuel cell digunakan untuk menghasilkan energi listrik maka fuel cell hanya membutuhkan sedikit transformasi energi, yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik. Lain halnya mesin kalor yang harus mengubah energi kimia menjadi energi panas kemudian menjadi energi mekanik yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Fuel cell yang diaplikasikan untuk menggerakkan motor listrik memiliki jumlah transformasi energi yang sama dengan mesin kalor, tetapi transformasi energi pada fuel cell memiliki efisiensi yang lebih tinggi.
  • Konversi energi fuel cell biasanya lebih effisien daripada jenis pengubah energi lainnya. Efiensi konversi energi dapat dicapai hingga 60-80%. Hal ini terjadi karena fuel cell hanya memerlukan sedikit waktu pemanasan. Sehingga resiko operasional pada temperatur tinggi dapat dikurangi dan efisiensi termodinamika dari reaksi elektrokimia dapat lebih baik. Karena fuel cell tidak menggunakan proses pembakaran dalam konversi energi, maka efisiensinya tidak dibatasi oleh efisiensi siklus Carnot.


  • Fuel cell tidak mengeluarkan emisi berbahaya karena hanya akan mengeluarkan uap air apabila memakai hidrogen murni. Namun ketika memakai hidrogen hasil dari reforming hidrokarbon atau fosil maka harus dilakukan uji emisi untuk menentukan apakah sistem tersebut masih dapat dikategorikan beremisi rendah. Selain itu, fuel cell tidak menimbulkan bau tertentu karena zat buangnya berupa H2O atau unsur air. kemudian fuel cell juga tidak dapat menimbulkan kebisingan. Karena tidak adanya proses pembakaran dan tidak ada pula komponen yang bergerak. Kecuali suara dari beberapa peralatan pendukung seperti pompa, kipas, kompresor, dll.


Daftar pustaka :
  • Anonim. 2008. Cara Kerja Fuel Cell. http://berita-iptek.blogspot.com/ [Diakses pada : 1 April 2013]
  • Martaningtyas, Dewi. 2005. Energi Hijau Berlimbah Uap Air. http://www.energi.lipi.go.id/ [Diakses pada : 6 April 2013]
  • Negara, Thomas Ari. 2007. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Fuel. http://www.kamase.org/ [Diakses pada : 6 April 2013]
  • Prof. Dr. Jusuf. 2012. Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya. http://www.indonesia.go.id/ [Diakses pada : 28 Maret 2013]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar