“Rebutan Balong Tanpo Isi” (Berebut Tulang Yang Tak Berisi)


Kuliah kewirausahaan di jurusan fisika kali ini tampak berbeda. Bukan diisi oleh Bp. Sutanto seperti biasanya. Selasa, 04 Maret 2014 dihadirkan pemateri dari indosat solo untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi dengan harapan akan muncul ide dan inovasi terbaru sebagai solusi penyelesaian atas masalah yang dihadapi.

Dengan banyaknya operator seluler di Indonesia (ada merah, kuning, biru, dll), jelas menimbulkan permasalahan bagi penyedia jasa tersebut. Indonesia adalah negara yang memiliki operator seluler dengan jumlah terbanyak dilihat dari jumlah penduduknya. Persaingan yang timbul antar operator seluler jelas terlihat dengan banyaknya promosi yang ada di media masa baik cetak maupun elektronik. Persaingan dalam memperebutkan pelanggan seperti “Rebutan Balong Tanpo Isi”. Dengan jumlah masyarakat Indonesia, operator seluler saling berebut untuk mempromosikan produk mereka. Mereka berebut pelanggan di ruang bisnis yang sama, yang selalu berubah-ubah menyesuaikan kondisinya, setidaknya itulah yang terlihat saat ini.

Namun, dengan adanya persaingan harga antar operator justru mempersulit bagi operator itu sendiri. Semua saling berusaha memberikan produk dengan harga murah untuk menarik kunsumen. Permasalahan muncul karena harga yang ada semakin murah sedangkan biaya operasional sangat tinggi. Hal ini sangat menguntungkan bagi pelanggan tapi sangat merugikan bagi operator seluler. Dengan adanya promo-promo dengan murah menyebabkan pengguna jasa operator seluler selalu berpindah ke program terbaru “dianggap” yang lebih menguntungkan. Hal ini merugikan bagi operator karena pemasukan mereka berkurang.

Adanya persaingan ini menyebabkan operator seluler mencari cara untuk menarik perhatian pelanggan agar menggunakan produk yang mereka tawarkan. Tidak hanya persaingan mencari pelanggan, pengembangan jaringan juga menimbulkan masalah dengan mahalnya biaya investasi yang harus dikeluarakan. Sementara itu, pemasukan yang diperoleh belum tentu mampu menutup operasianal pemasangan tower BTS. Sehingga harus berpikir ulang untuk menambah jumlah tower yang dimiliki. Hal ini berakibat dengan adanya operator seluler yang “bangkrut” atau bergabung (merger) dengan operator lain. Selain itu, adanya pegawai yang keluar masuk juga menimbulkan masalah karena dalam merekrut pegawai, mereka harus memlakukan training yang memakan biaya dan waktu. Sedangkan setelah memiliki ilmu dan pengetahuan yang cukup pegawai tersebut keluar dan direkruit oleh operator lain.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar